Pernahkah anda secara tidak sengaja, ataupun sengaja, memegang panci panas yang berisi air mendidih? Apa yang terjadi? Secara otomatis tangan anda akan tertarik menjauhi panci tersebut, tanpa sempat berpikir.
Inilah yang disebut gerak refleks.
Memang ini adalah topik yang sudah sangat umum, tapi akan saya bahas barangkali ada pembaca yang belum tahu.
Pertama-tama mari kita lihat susunan sistem syaraf manusia
Lihat, banyak yang beranggapan bahwa pusat syaraf manusia hanyalah otak. Mari kita klarifikasi kembali, pusat syaraf manusia terdiri dari dua bagian: otak dan sumsum tulang belakang. Masing-masing bagian ini akan menghantarkan impuls dari kelompok bagian tubuh yang berbeda.
Nah, sekarang mekanisme gerak. Tubuh kita memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera. Bagian tubuh ini disebut reseptor.
Nah, reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misal:
- Rangsang cahaya pada mata
- Rangsang sentuhan, suhu, gesekan, rasa sakit pada kulit
- Bau pada hidung
- Rasa pada lidah
- Suara pada telinga.
Sinyal listrik ini kemudian akan diterjemahkan sebagai perintah oleh efektor.
Secara singkat :
Reseptor -> Medula Spinalis -> Otak -> Medula Spinalis -> efektor.
Impuls dapat melalui medula spinalis maupun langsung ke otak. Tergantung bagian tubuh mana yang menerima rangsang. (Lihat gambar yang tadi saya berikan di awal)
Lain halnya dengan gerak refleks, secara singkat jalannya impuls sebagai berikut :
Reseptor -> Medula Spinalis -> efektor
atau Reseptor -> medula oblongata -> efektor. Sekali lagi tergantung letak organ yang menerima rangsang.
Lihatlah, jauh lebih singkat bukan? Gerakan yang dilakukan akan disampaikan langsung menuju motor tanpa diproses lebih dulu oleh otak.
Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar berikut :
Lalu mengapa beberapa orang memiliki refleks yang berbeda dengan yang lain? Misalnya, refleks seorang petinju akan berbeda dengan refleks seorang atlet taekwondo ataupun seorang pembalap.
Gerakan yang dilakukan dan dilatih secara terus menerus dapat membentuk path atau jalan baru di sistem syaraf.
Maka bila kita telah berlatih berulang-ulang untuk menghindari serangan ataupun membanting setir di situasi tertentu, tentunya reaksi kita akan lebih cepat dibandingkan dengan orang yang tidak pernah berlatih.
SEMOGA BERMANFAAT; Slamat berlatih
1 komentar:
:a:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar