Recent Post

Rabu, 01 Desember 2010

Prestasi atlet tidak membaik..


 
B
anyak sekali keluhan dari atlit, pelatih dan klub olahraga yang menyatakan bahwa prestasi dalam cabang olah raga kompetisi yang digeluti tahunan tidak menunjukan perubahan walaupun latihan sudah dilaksanakan dalam 7 hari seminggu.

Kesalahan ini umum terjadi dikalangan olahraga prestasi – dimana didalam menyusun suatu program khususnya antara beban , frekuensi dan intensitas latihan tidak dibuat dengan baik.

Pada olahraga beladiri semacam Taekwondo, karate, pencak silat hal ini masih ditambah berat dengan banyaknya cara-cara latihan yang sangat “tradisional” , malah kadang kita menemukan bahwa para pelatih (sabeum, simpay dan pendekar pembina) menyusun latihan berdasarkan perkiraan – malah saya pernah menjumpai seorang pelatih senior Taekwondo yang menyatakan : “Melatih anak-anak ?….Apa susahnya sih bikin orang cape…..Ya …kalau kita lihat mereka sudah cape ya ..itu tandanya kita bisa  mengakhiri latihan”………….(Hah ?)

Masih kita temui latihan olahraga beladiri yang terdiri dari lari naik bukit dengan menggendong rekan latihan naik-turun, konon untuk menguatkan kuda-kuda. Untuk menguatkan otot perut –bahkan- masih dijumpai latihan seperti mengikat kedua kaki keatas pohon kemudian “sang murid” melakukan gerakan seperti “Sit-up”.

Dalam perkembangan olahraga beladiri- para pelatih sering mengadopsi gerakan
latihan yang diperlihatkan oleh seorang actor film kungfu – sebut saja : Jackie Chan atau
para biara shaolin. Itu semua hanya bagian dari  bagaimana – produser film – mengeksploitasi seni beladiri dan sebaiknya tidak ditiru.

Dengan materi latihan yang tidak terarah maka mustahil prestasi bisa diperbaiki walau kita melakukannya setiap hari sekalipun.

Bahaya dan kerugian jika latihan tidak disusun dengan metode dan cara yang benar , sbb
q       Terjadi beban yang berlebihan atas kemampuan tubuh manusia yang dapat berakibat
“over training” yang akhirnya merugikan kesehatan secara umum;

q       Terjadinya penggunaan otot yang berlebihan sehingga otot menjadi cedera dan tidak bisa berfungsi dengan baik bahkan dalam banyak kasus otot rusak;

q       Jika kesalahan penggunaan otot dalam latihan yang salah terjadi pada seorang atlit usia muda maka kerusakan akan menghambat  dan memperpendek usia prestasi.


Pedoman dalam menyusun Program latihan prestasi

1.     Latihan yang dilakukan dibawah 45 menit tidak bermanfaat untuk program prestasi . Latihan harus dilaksanakan antara 45 s/d 120 menit.

2.     Berapa kali latihan dalam seminggu (atau sering disebut  sebagai “Frekuensi”) harus berpedoman dengan kenyataan bahwa  ketahanan otot adalah maksimal
48 Jam setelah latihan untuk waktu untuk latihan berikutnya.

3.     Latihan yang terlalu santai – begitu pula jika terlalu berat tidak akan menghasilkan kemajuan penampilan apalagi prestasi.

Kesimpulan
Setiap pelatih dan atlit wajib menguasasi tehnik pengukuran Denyut Nadi Maksimal (DNM) sehingga dapat melakukan pengukuran mengenai
berat-tidaknya suatu latihan berbanding dengan kemampuan diri.

Bagaimana mengukur Berat tidaknya suatu latihan dibandingkan dengan kemampuan diri sendiri ?
Latihan yang terlalu berat akan mengakibatkan suhu badan tidak stabil dan fungsi otot yang menurun.Latihan yang terlalu ringan tidak akan bermanfaat bagi kemajuan prestasi.
Untuk itu perhatikanlah sebagai berikut

Mengukur Beban Latihan


Denyut Nadi Maksimal           : 220
Usia anda                                 :   25 tahun
                                                ___________________(kurangi)
Kapasitas 100 %                      : 195 detak nadi per menit
Kapasitas untuk Prestasi         : antara 80 s/d 90 % dari 195 (DNM)
                   Misalnya,    80 % dari Kapasitas maksimal anda maka dikali : 195  =  156
                                      85 % dari Kapasitas maksimal anda maka dikali : 195  =  165,75
                                       90%  dari kapasitas maksimal anda maka dikali :195  =  175,5

Kapasitas DNM sekitar 80 s/d 90% haruslah dicapai pada setiap set latihan.

Contoh (1) :
Anda  (usia 20 tahun ) - berlari selama 30 menit.
Dimenit ke-30 anda berhenti dan mengukur nadi anda dengan meraba pergelangan nadi atau leher.
Berdasarkan perhitungan selama 10 detik jumlah detak nadi anda –misalnya - 20 kali.
Maka Beban latihan anda =
                   DNM (220) – Usia anda (20) = 200
                   Kapasitas Prestasi anda , misalnya 80 %, maka 80% x 200 = 160 d/m
                   Jika 10 detik=20 , maka 60 detik = 6 x 20 = 120 d/m
Kesimpulan
                   Latihan anda terlalu santai- karena anda berada dibawah kapasitas prestasi anda yang 80%. Dapat dilihat dari angka 160 d/m berbanding hasil 120 d/m. Latihan seperti ini sia-sia-terutama jika sasaran anda adalah prestasi !

Contoh (2) :
Anda  (usia 25 tahun ) - berlari selama 30 menit.
Dimenit ke-30 anda berhenti dan mengukur nadi anda dengan meraba pergelangan nadi atau leher.
Berdasarkan perhitungan selama 10 detik jumlah detak nadi anda –misalnya - 35 kali.
Maka Beban latihan anda =
                   DNM (220) – Usia anda (25) = 195
                   Kapasitas Prestasi anda , misalnya 80 %, maka 80% x 195 =  156 d/m
                   Jika 10 detik = 40 , maka 60 detik = 6 x 35 = 210 d/m
Kesimpulan
                   Latihan anda terlalu berat- karena anda berada diatas kapasitas prestasi anda yang 80%. Dapat dilihat dari angka 156 d/m berbanding hasil 210 d/m. Hentikan latihan segera !


SUMBER : Matra.TAE KWON DO 

0 komentar:

Posting Komentar